Oleh: Allen Kristiyono
Sebelum kita masuk ke inti bedah buku novel Celestine Propechy dan Tenth Insight, alangkah lebih baiknya kita mengenal terlebih dahulu tentang penulis buku ini. Novel tersebut ditulis oleh James Redfield. Saat James kuliah di jurusan sosial Universitas Auburn, dia juga mengalami ketertarikan untuk belajar Filosofi Timur seperti Tao dan Zen. Dapat gelar S2 di bidang konseling dan menjadi terapis untuk kasus pelecehan remaja, selama waktu ini ia tertarik untuk medalami Ilmu Pemberdayaan Diri, terutama di tentang intuisi dan fenomena fisika.
Sebelum kita masuk ke inti bedah buku novel Celestine Propechy dan Tenth Insight, alangkah lebih baiknya kita mengenal terlebih dahulu tentang penulis buku ini. Novel tersebut ditulis oleh James Redfield. Saat James kuliah di jurusan sosial Universitas Auburn, dia juga mengalami ketertarikan untuk belajar Filosofi Timur seperti Tao dan Zen. Dapat gelar S2 di bidang konseling dan menjadi terapis untuk kasus pelecehan remaja, selama waktu ini ia tertarik untuk medalami Ilmu Pemberdayaan Diri, terutama di tentang intuisi dan fenomena fisika.
Novel Celestine Propechy ini awalnya adalah
novel yang diterbitkan secara Independent, secara Self-Publishing. Laku keras dan akhirnya di terbitkan dalam 34
bahasa, termasuk Indonesia. Di Indonesia novelnya diberi judul Manuskrip
Celestine & Wawasan Ke 10. Mungkin ada teman-teman dan sedulur yang sudah
baca buku ini? Mungkin ada yang sudah dan ada juga yang belum membacanya.
Novel ini sarat tentang hidup berkesadaran.
Sangat besar kaitannya karena sang penulis juga memiliki minat kepada filosofi
dari timur. Namun, jangan mencari referensi keilmiahan atas novel ini, Anda
pasti tidak akan menemukannya bahkan dibelakang halaman novel ini.
Novel ini tergolong unik. Dimana uniknya? Novel ini bercerita dari
sudut pandang orang pertama. Anda yang membacanya adalah sang tokoh utama.
Andalah tokoh utama dari petualangan dari novel ini.
Novel ini bercerita tentang manuskrip kuno
yang ditemukan di kota Peru. Manuskrip yang konon di tuliskan oleh Paus Celestine,
namun dilarang oleh pihak gereja. Anda sebagai tokoh utama akan diajak berpetualang
untuk menemukan satu persatu wawasan yang ada di manuskrip tersebut di Peru.
Saya tidak akan membedah kisah aksi seru dari tokoh utama dalam menemukan manuskrip ini yaa...Saat Anda tertarik, Anda bisa membaca novelnya sendiri.
Saya akan membedah apa saja wawasan yang ada di novel ini.
Lalu, apa saja wawasan-wawasan yang akan Anda temukan saat berpetualang menjadi tokoh utama dalam novel ini, yuk mari kita simak bersama-sama.
Wawasan
Pertama, Menceritakan bahwa dalam hidup ini tidak ada yang namanya
kebetulan. Kesadaran Anda akan bangkit meluas saat menyadari peristiwa-peritiwa
“kebetulan” yang terjadi dalam hidup kita. Pernahkah Anda memiliki firasat atau
intuisi mengenai apa yang ingin Anda lakukan atau pada peristiwa yang hadir?
Apakah hal tersebut hanya kebetulan semata atau hal itu memiliki tujuannya sendiri?
Wawasan
Kedua, adalah tentang perspektif. Tentang sudut pandang. Cara bagaimana Anda
memandang dunia atau kehidupan ini juga menentukan bangkit dan meluasnya kesadaran Anda atau
tidak.
Wawasan
Ketiga, tentang Energi. Bercerita tentang bagaimana cara Anda mendapatkan manfaat dengan
cara meningkatkan energi, salah satunya dengan cara melakukan apresiasi terhadap keindahan. Ada cara praktis untuk melihat medan energi secara sederhana yang diungkap novel ini yang bisa Anda coba.
Wawasan
Keempat, bercerita tentang dinamika medan energi. Tentang bagaimana
manusia bersaing dan memperebutkan
energi. Manusia senantiasa berupaya meningkatkan energi mereka dengan cara
berusaha secara psikologis mencuri atau mengambilnya dari orang lain. Yaitu dengan saling mengontrol
dan menguasai orang lain. Bersikap manipulatif supaya menang atau mendapatkan keuntungan. Hal inilah yang
menyebabkan konflik atau permasalahan. Wawasan keempat adalah pemahaman tentang melihat dunia
sebagai sebuah kompetisi untuk memperebutkan energi dan kekuasaan.
Wawasan
Kelima, adalah solusi dari wawasan ke empat, diterjemahkan sebagai kesadaran
mistik. Kekurangan energi itu ada penyelesaian atau solusinya. Makan adalah salah satu cara
untuk meningkatkan energi. Untuk mendapatkan energi secara optimal adalah
dengan cara mengapresiasi makanan, bagaimana cara mengapresiasi makanan? Tentu saja dengan cara menikmatinya. Apresiasi rasa.
Dan rasa adalah doa.
Lalu, bagaimana Anda tahu bahwa Anda telah terhubung dengan energi?
Kebahagiaan atau kegairahan Anda jawabannya. Jika disini, pak Agung menyebutnya sebagai overflowing atau kondisi meluap.
Wawasan
keenam, adalah tentang menjernihkan masa lalu, berdamai dengan masa lalu Anda. Kejernihan dalam menghadapi intimidasi dan
interogasi. Bagaimana caranya? Temukan kedamaian terdalam dari diri Anda. Buku Cara
Dahsyat Berdamai Dengan Pikiranmu (Agung Webe)
bisa menjadi solusi alternatif untuk hal ini. Bahkan, saya menemukan
keterkaitan dari buku CDBDP dengan 2 buku
karya James Redfield ini.
Wawasan
Ketujuh, adalah tentang pengembangan diri secara
sadar, aware, waspada/terjaga terhadap segala peristiwa yang hadir, pada setiap jawaban
yang diberikan oleh kehidupan. Maka kondisi terjaga/sadar/stay present adalah kondisi yang
dibutuhkan untuk menerima bimbingan intuitif.
Wawasan
Kedelapan, Bercerita tentang bagaimana cara
untuk berinteraksi dengan manusia lainnya. Penghargaan dan Penghormatan adalah salah
satu caranya. Juga tentang solusi tentang menghadapi orang yang memainkan "drama" pengendalian terhadap
diri Anda.
Wawasan
Kesembilan, adalah akhir dari novel ini yaitu bercerita tentang bagaimana cara untuk menemukan
vibrasi/getaran tertinggi
Wawasan Kesepuluh, bisa
Anda temukan di buku kedua, Tenth Insight. Petualangan berlanjut. Bercerita tentang petualangan Anda untuk menggagalkan sebuah proyek yang melibatkan jiwa-jiwa. Baik mereka yang masih memiliki fisik ataupun tidak. Disini Anda akan berpetualang untuk menemukan Wawasan Kesepuluh. Wawasan kesepuluh berisi tentang
visi kelahiran, tujuan kenapa Anda memilih untuk terlahir kembali. Anda juga akan diajak berpetualang di dunia alam baka/akhirat, dimana neraka adalah tempat dimana
kemelekatan ego dan keinginan-keinginan yang berulang, berputar terus berulangkali tanpa menyadari bahwa saat itu tubuh fisik telah tiada. Inilah yang disebut
sebagai Neraka Batiniah.
Keunggulan Isi Novel
Salah satu Novel Spiritual yang dapat memperluas kesadaran yang membacanya. Juga berisi latihan-latihan praktis yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan.
Salah satu Novel Spiritual yang dapat memperluas kesadaran yang membacanya. Juga berisi latihan-latihan praktis yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan.
Kekurangan Isi Novel
Banyak kata-kata yang tidak mudah untuk diartikan atau diberikan makna, begitu banyak analogi dan membingungkan.
Banyak kata-kata yang tidak mudah untuk diartikan atau diberikan makna, begitu banyak analogi dan membingungkan.
Saran Untuk Kedua Novel
Revisilah dengan kalimat-kalimat yang lebih sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
Revisilah dengan kalimat-kalimat yang lebih sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
Demikian bedah 2 novel karya James Redfield. Semoga bermanfaat yaah.
Catatan: bedah buku ini diambil dari acara bedah buku oleh Allen Kristiyono di grup WA SoulJourneyMe.
No comments:
Post a Comment